RedOks
Konsep Redoks
Oksidasi
: Peristiwa pelepasan elektron (naiknya bilangan oksidasi)
Cu
→ Cu2+ + e
Reduksi
: Peristiwa penangkapan elektron (turunnya bilangan oksidasi)
Cu2+
+ e → Cu
Bilangan
Oksidasi : muatan listrik atom yang dihitung menurut kaidah tertentu.
Aturan
umum dalam menentukan bilangan oksidasi:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas
sama dengan nol
Misalnya O dalam O2, dan Cu(s)
2. Bilangan oksidasi hidrogen dalam
senyawa umumnya adalah +1, kecuali dalam senyawa hidrida logam sama
dengan -1
H dalam NH3 mempunyai biloks +1
H dalam CaH2 dan NaH mempunyai biloks -1
3. Bilangan oksidasi oksigen dalam
senyawa umumnya -2, kecuali dalam peroksida sama dengan -1
O dalam H2O mempunyai biloks -2
O dalam peroksida KO2 dan H2O2 mempunyai
biloks -1
O dalam superoksida RbO2 mempunyai biloks -1/2
4. Hasil penjumlahan bilangan
oksidasi yang positif dan negatif dalam suatu molekul atau senyawa adalah nol
5. Hasil penjumlahan bilangan
oksidasi yang positif dan negatif dalam seluruh atom untuk setiap ion sama
dengan muatan ion sendiri.
Untuk anion PO42-, biloks P adalah +5
dan O adalah -2 sehingga muatan anion menjadi -2
Penyetaraan reaksi redoks
1. Metode
bilangan oksidasi
a. Menentukan biloks unsur-unsur yang terlibat reaksi
[OH-]






0 +5

b. Menyamakan koefisien unsur yang mengalami oksidasi dan
reduksi



8Al + 5N+5 → 8Al+5 + 5N-3
c. Menyetarakan muatan
Dalam suasana asam, tambahkan H+ pada spesies
yang kurang muatannya
Dalam suasana basa, tambahkan OH- pada spesies
yang kelebihan muatan
[OH-]

d. Menyetarakan atom H dengan menambahkan H2O
[OH-]

2. Metode
setengah reaksi/ion elektron
- Menuliskan masing-masing setengah reaksi reduksi dan oksidasi serta menyetarakan unsur yang terlibat reduksi/oksidasi
[H+]



![]() |
2N+5 + 3CuS → 2N+2
+ 3Cu2+ + 3S
- Menambahkan 1 molekul H2O pada:
· Bagian
yang kekurangan 1 atom O, untuk suasana asam
· Bagian
yang kelebihan 1 atom O, untuk suasana basa
[H+]

- Menyetarakan hidrogen dengan menambahkan:
· Ion H+
, untuk suasana asam
· Ion OH-,
untuk suasana basa
[H+]

- Jika muatan belum setara, menyetarakan muatan dengan menambahkan elektron
1. Sel Volta/Galvani
→ rangkaian tertutup dari suatu
reaksi redoks yang dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik
→ dasarnya adalah bahwa suatu reaksi
redoks berlangsung spontan dengan disertai pembebasan energi panas yang
ditandai dengan naiknya suhu larutan
Diagram Sel

Komponen:
- Elektroda → kutub listrik : (-) anoda → tempat berlangsungnya reaksi oksidasi
: (+) katoda → tempat berlangsungnya reaksi reduksi
b. Jembatan garam → berupa larutan
garam/elektrolit kuat dalam agar-agar, misal NaCl, KNO3 dan K2SO4
→ jembatan garam berfungsi
melengkapi rangkaian menjadi sebuah rangkaian/sel yang tertutup karena listrik
hanya dapat mengalir pada rangkaian tertutup
Proses
yang terjadi:
Lempeng
logam Zn dicelupkan dalam larutan yang mengandung ion Zn2+ (ZnSO4)
Lempeng
logam Cu dicelupkan dalam larutan yang mengandung ion Cu2+ (CuSO4)
→ logam zink yang dicelupkan dalam
larutan melarut ZnSO4 akan melepaskan elektron (lebih mudah
teroksidasi)
Zn
(s) → Zn2+ (aq) + 2e
→ elektron mengalir melalui jembatan
garam dan akan diambil oleh ion Cu2+ sehingga logam Cu akan
mengendap
Cu2+ (aq) + 2e →
Cu (s)
→ dengan perubahan Cu2+
menjadi Cu, maka dalam larutan CuSO4 terdapat kelebihan ion SO42-,sehingga
ion-ion ini akan mengalir ke larutan ZnSO4 melalui jembatan garam,
untuk mengimbangi Zn2+
→ Reaksi berlangsung terus hingga
salah satu pereaksi (Zn/Cu) habis.
Contoh sel volta: sel accu/aki dan
sel kering (baterei) → Coba pelajari cara kerjanya!
Notasi sel
→ Notasi yang menyatakan secara singkat susunan sebuah sel
volta
anoda | ion dalam larutan || ion
dalam larutan | katoda
tanda | → menyatakan batas
antarfase
tanda || → menyatakan jembatan garam
Penulisan notasi sel untuk contoh
diagram sel yang telah diuraikan, sbb;
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
Potensial Sel
→ Proses yang terjadi pada sebuah
sel volta disebabkan oleh adanya perbedaan potensial dua elektroda
→ Mengalirnya elektron dari
elektroda Zn ke elektroda Cu menunjukkan bahwa Zn lebih mudah teroksidasi
sehingga menyebabkan terjadinya beda potensial listrik antara Zn dengan Cu yang
mendorong elektron mengalir.
→ Selisih potensial ini yang disebut
dengan potensial sel dan diberi lambang εsel
εsel = εoks +
εred
→ Potensial sel yang diukur pada 25oC
dengan konsentrasi 1 M dan tekanan 1 atm disebut dengan potensial elekroda
standar (εosel)
→ Pada penentuan εooks
dan εored suatu reaksi digunakan elektroda pembanding
yang memiliki potensial elektroda nol, yaitu elektroda hidrogen (H+/H2)
→ Potensial elektroda dikaitkan
dengan reaksi reduksi sehingga elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi
dibandingkan terhadap hidrogen, potensial elektrodanya bertanda negatif (-),
sedangkan yang lebih sukar tereduksi, bertanda positif (+)
→ Urutan kemudahan logam dalam
mengalami reduksi disusun dalam sebuah deret yang disebut deret Volta
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd
Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Semakin ke kanan, logam semakin
mudah tereduksi sehingga mudah didesak oleh logam yang ada di sebelah kirinya.
→ Kespontanan redoks terkait dengan
harga potensial selnya
Jika potensial sel nilainya positif,
maka reaksi berlangsung spontan
Jika potensial sel nilainya negatif,
maka reaksi tidak dapat berlangsung
Persamaaan Nerst
→ Digunakan untuk menghitung
potensial sel pada kondisi tertentu (bukan standar), dikemukakan oleh Walther
Nerst, seorang ahli kimia fisika tahun 1889.
εsel = εosel
– (RT/nF) ln Q
R = tetapan gas (8,314 JK-1
mol-1)
T = suhu (K)
n = banyaknya mol elektron yang
dinyatakan dalam persamaan berimbang untuk reaksi sel
F = bilangan Faraday (96000 C mol-1)
Q = suku yang serupa dengan tetapan
kesetimbangan
Pada
suhu 25oC dan dengan konversi ln ke log, persamaan Nerst menjadi:
εsel = εosel
– (0,0591/n) log Q
Contoh:
Sebuah
susunan sel volta terdiri atas elektroda zink dan tembaga, Jika setengah sel
zink pada suhu dan tekanan standar memiliki konsentrasi ion 0,1 M, sedangkan
konsentrasi ion tembaga sebesar 0,05 M, tentukan potensial selnya!
Jawab:
Notasi
sel : Zn|Zn2+ (0,1)||Cu2+ (0,02)|Cu
Reaksi
sel : Zn→ Zn2+ + 2e εooks = 0,76 V

Zn
+ Cu2+ → Zn2+ + Cu εosel = + 1,1 V
Mol
elektron yang terlibat = 2
εsel = εosel
– (0,0591/n) log Q
12εsel= εselo- 0,0591nlogQ">

12εsel= εselo- 0,0591nlogZn2+Cu2+"> 

12εsel= 1,1 - 0,05912log0,10,02"> 

εsel = 1,079 → potensial sel yang dimiliki sebesar
1,079 V sehingga reaksi berlangsung spontan
Mohon maaf bila masih ada kesalahan dalam penulisan blog ini